Jakarta, Rasa kantuk sering menyerang di siang hari,
ketika orang mulai letih dan gula darahnya menurun karena belum makan.
Namun kalau rasa kantuknya sampai membuat orang sering ketiduran, maka
biasanya orang itu lebih rentan kena stroke.
Kecenderungan ini dibuktikan dalam sebuah penelitian di jurnal Circulation,
yang dilakukan pada sekelompok partisipan berusia 70-an tahun. Sebagian
gampang sekali tertidur saat membaca buku, menonton TV, berada di
tempat umum atau bahkan saat mengendarai mobil.
Begitu mudahnya orang-orang itu tertidur di siang hari diyakini berhubungan dengan riwayat sleep apnea,
atau henti napas saat tidur. Gangguan yang sering ditandai dengan
ngorok atau mendengkur ini sangat mengurangi kualitas tidur, sehingga
mengantuk di siang harinya.
Saat seseorang kurang tidur, berbagai
penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa risiko penyakit kardiovaskular
akan meningkat. Termasuk dalam kelompok penyakit ini antara lain
serangan jantung dan juga stoke seperti yang terungkap dalam penelitian
ini.
Penelitian yang dilakukan di Columbia University
ini melibatkan 2.000 lansia berusia 70-an tahun di Manhattan dan
kebanyakan berjenis kelamin perempuan. Pada siang hari, 921 orang
tergolong tidak mudah tertidur, 981 agak mudah tertidur dan 186 sangat
mudah tertidur.
Dalam pengamatan selama 5 tahun lebih,
disimpulkan bahwa para partisipan yang masuk kategori sangat gampang
tertidur memiliki risiko stroke yang lebih tinggi. Dibanding yang tidak
gampang tertidur, risiko tersebut meningkat hingga 3 kali lipat.
Meski
begitu, para peneliti menegaskan bahwa hubungan antara tertidur di
siang hari dengan risiko stroke bukan merupakan hubungan sebab akibat
secara langsung. Kecenderungan ini dipengaruhi juga oleh faktor lain,
termasuk riwayat stres, depresi dan faktor psikologis lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar